"Ada sebuah typical, seseorang yang diawal ia berjalan dibelakang orang pilihannya, kemudian mengimbanginya sampai ia sejajar bahkan bergandengan, lalu ia maju dan berjalan didepan, sementara orang-orang pilihannya dibelakang, mengikuti dan rela mati untuknya".
Gagasan ini adalah gagasan yang disampaikan oleh Stanley Bing dalam bukunya "Strategi Pengecut Tsun Zu".
Tentu kalimat diatas bukanlah kalimat yang Bing ucapkan, karena terlalu aneh bagi seorang Bing yang ucapan kata - katanya santai, singkat, dan penuh arti. Kalimat diatas adalah gambaran sosok pemimpin yang secara tersembunyi Bing deskripsikan dalam bukunya "Tsun-Zu was a Sissy" yang membahas dan memotivasi bagaimana memanajemen sebuah korporasi. Sungguh beruntung saat penulis menemukan sosok tersembunyi ini dalam humor - humor konyol Bing. <Kebetulan>
"Maaf Sir Bing, rahasia anda telah terbongkar." penulis.
Beginilah gambaran sederhana dari sosok itu. Bila anda -kamu- memperhatikan, tentu kriteria ini bisa dipelajari.
"Diawal ia berjalan dibelakang orang pilihannya" Ini adalah kriteria pertama yang sangat umum dan ditemukan pada semua manusia yang pernah lahir ke dunia. Analogi bahwa diawal karir hidupnya, manusia selalu mencari panutannya masing - masing. Dimulai dari orang tua, pengasuh, guru, teman yang lebih pintar darinya, atau siapapun yang dianggapnya mampu menjadi panutan (bahkan rival sekalipun dapat menjadi panutan bagi seorang manusia).
Yang kedua, "Kemudian mengimbanginya sampai ia sejajar bahkan bergandengan". Pada tahap ini, manusia yang unggul mengalami kemajuan. Apa yang diawal adalah panutannya perlahan-lahan akan berubah. Perubahan itu dipengaruhi oleh tempo perkembangan intelektualitas, emosi, dan spiritual individu masing-masing. Semakin banyak ia belajar, berlatih, dan berusaha, semakin cepat pula perkembangan yang dilakukannya. Terjadilah revolusi peran besar - besaran. Yang dahulu adalah gurunya disekolah, kini menjadi rekan, dahulu ia anggota seksi perlengkapan yang dipimpin temannya, kini mereka membicarakan suatu persoalan organisasi sebagai dua ketua bidang yang sejajar.
Point ketiga, "lalu ia maju dan berjalan didepan, sementara orang-orang pilihannya dibelakang, mengikuti dan rela mati untuknya". Pada point ini revolusi peran pun kembali terjadi. Manusia unggul yang telah mencapai kematangan tersebut bergerak kedepan. Maju memimpin orang-orang yang mendukungnya, dan tahu bagaimana membuat orang lain berjuang dan rela mati bahkan bagi kepentingan pribadinya. Tentu saja pada point ini, sebagian besar manusia tereliminasi karena tidak tahu bagaimana melakukannya.
0 komentar:
Jazakallahu