Grey Hearts

Selasa, Maret 01, 2011 Yusuf Basayev 0 Comments

Untuk Para Penjaga Hati

Malam, 28 Februari 2011, penulis teringat semua kenangan cerianya bersama teman-teman di bangku SMA, dengan segala tingkah polah, menyenangkan, mengharukan, menyebalkan, mengecewakan, dan me-"ngakak"-kan, sampai  tingkah yang barangkali belum terdeskripsikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Serta kisah guru kelas yang sering sebal karena kami berhamburan mengejar mangga yang jatuh di atap kelas saat beliau menerangkan pelajaran menjelang UAN. Angin utara saat itu memang menyenangkan.

Kala itu ia tak pernah risau dengan julukan jomblo, meskipun "merah jambu" adalah salah satu warna favoritnya.

Namun kali ini ia risau, tidak hanya pada status jomblonya, tapi juga level hidup dan prinsip yang meski belum ia tinggalkan, telah tergerus pergaulannya bersama zaman. Kerisauan dalam 10 detik dari 23 jam 59,50 menit ke apatisannya.

'Risau apa ini', begitu ia berfikir, saat lupa memikirkan bagaimana keadaan hatinyalah yang menyebabkan kerisauan-kerisauan itu.

'Benar, aku teracuni', gumamnya saat membandingkan keadaan hatinya dahulu dengan saat ini. Hati remajanya dahulu tak banyak bersentuhan dengan keberagaman ujian dunia, ia kenal dan acapkali bertemu dengan Tuhannya, dekat dalam pengawasan orang tuanya, akrab pada masjidnya, fasih pada bacaan Qur'annya, tulus dan lepas pada senyumannya.

'Aku akan mati', dia terjengah mendapati hatinya tidak kebal, minim perawatan, usang, dan kelabu.

'Sepertinya aku kehilangan cahaya', ucapnya, terakhir saat dia hampir menyadari, dialah yang menjauhi cahaya.

Rasulullah bersabda, "Pada jasad itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad"

Untuk Para Penjaga Hati

0 komentar:

Jazakallahu