Kita Bukanlah Maryam atau Rasul
Tuan-Tuan Sahabat blogger yang saya cintai kerana Allah dan semoga Allah pula cinta kepada kita, izinlah saya untuk mengajak kita kembali bersyukur kepada-Nya, sebab hingga hari ini wajah kita terasa masih mulia di hadapan makhluk-makhluk-Nya. Belum ada sesiapapun orang yang meludahkan ke muka atau menabur pasir ke atas kepala kita sebab Allah masih berkenan untuk menutup aib kita.
Pada malam ini Allah yang Rahim telah tunjukkan kepada saya sebuah ayat yang sangat ajaib, yang saya yakin dapat menjadi pelipur lara bagi sesiapa yang tengah menyesal mengenangkan masa-masa yang telah berlalu dalam keadaan berbuat rugi. Segala pujilah hanya milik Allah Swt.
Tuan-Tuan Sahabat, di dunia ini amat ramai orang yang merasa dirinya berdosa sehingga gelisah hidupnya setidak-tidak sekali dalam seumur hidup. Saya juga adalah termasuk kepada golongan ini yang bahkan hingga hari ini kerap juga berbuat salah dan dosa. Kemudian Allah tunjukkan kepada saya 2 buah ayat dalam Al-Quran surat Al-Ahzab : 72-73 ;
(72) ~ Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,
(73) ~ sehingga Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang musyrik, laki-laki dan perempuan; dan Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Tuan, seketika saat saya membaca perkataan Allah dalam ayat ini, kedua mata saya terhenti pada bagian "Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh," pada kemudian fikiran saya mengingat istilah yang digunakan bagi manusia adalah 'insan', yang ertinya tempatnya salah dan lupa'. Memang benarlah manusia ini makhluk Allah yang sangat berpotensi membuat salah dan dosa, selalu ada error dalam setiap trial, sehingga tidak aneh bila di awal ketika Allah mengumumkan kepada para malaikat akan mencipta makhluk baru bernama 'Adam', para malaikat bertanya dengan heran "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?" (Al-Baqarah : 30)
Maka dengan lapang hati saya menerimalah kenyataan ini. Hanya angan-angan yang akan tersisa bagi sesiapa yang bermimpi untuk hidup sebagai manusia sempurna, sebab amat cenderunglah insan dengan dosa. Putuslah asa saat tangan tiada berdaya memeluk gunung, sebab tangan tak sampai. Akan sampai hari saat dosa-dosa menjadi benihnya siksa di dunia dan akhirat sana.
Tapi Tuan, bukan tabiat yang baik buat berputus asa, dan bila membaca keterusan dari ayat ke-73. Setelah Allah Swt menyatakan akan menyiksa orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, akan menyiksa orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan, sesungguhnya "Allah akan menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang". Merenungkan hakikat ayat ini seolah-olah diri saya akan meneriakkan sumpah "Pujilah Dia sebanyak-banyaknya dan sembahlah Dia sekuat-kuatnya", sebab ada kelegaan dan kegembiraan yang sangat mengisi hati.
Tuan-Tuan Sahabat, Dialah Allah, yang Ghafur yang Rahim, yang telah memberikan islam sebagai tuntunan jalan bagi kita yang sangat zalim dan sangat bodoh ini untuk kembali kepada keampunan dan kasih sayang-Nya. Padahal betapa hinanyalah diri kita ini. Tetapi dalam islam tidak pernah diletakkan perantaraan antara manusia dengan Tuhan. Kapan-kapanpun, siapapun insan itu, dimanapun dia berada, bangsa apa dia, keturunan apa dia, siapa Mamak dan Bapaknya, siapa saja Datuk dan Neneknya, jika dia ingin berhubungan dengan Allah Swt, atau kembali kepada Allah, maka tiada apapun baginya penghalang.
Beritahu kepada hamba-hambaKu, katakanlah, 'wahai hamba-hamba Allah!', yang mana mereka itu kecewa terhadap diri mereka, dosa dia banyak, dia *frust (tertekan). Dia merasa ketika dia berjumpa dengan orang, maka orang akan berkata "Engkau, Tuhan tidak mengampun dosa orang seperti engkau ini". Berjumpa dengan orang lagi "Tuhan tidak mengampunkan engkau ini". Allah mengatakan 'Beritahu hamba-hambaku yang mereka telah kecewa dengan diri mereka, jangan mereka putus asa dengan rahmat Allah, jangan mereka kecewa dengan rahmat Allah, Allah mengampunkan segala dosa. Nabi berkata 'Siapa yang mengatakan 'kumpulkanlah orang ramai, jahanamlah perempuan ini, semua perbuatannya dosa, jahanamlah dia", Nabi berkata "Dialah orang yang paling binasa, sebab dia tidak memberikan nilai rahmat Allah kepada orang". (Disadur dari perkataan dalam ceramah Dr. Maza)
Tuan, untuk menutup tulisan ini, saya ingin kita ingatlah sebuah hadits, saat Nabi tercinta Saw bersabda "Siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan tutup aib dirinya di dunia dan akhirat". Muslim yang dimaksud adalah juga dirinya sendiri, aib dirinya sendiri. Allah telah menyuruh kita untuk menutup aib kemudian mohon ampun dan memperbaiki diri kita dalam bila-bila masa saja, dalam setiap waktu yang masih tersedia. Allah tidak menyuruh kita untuk membuat pengakuan atas dosa-dosa, untuk menceritakan tentang segala keaiban. Tidak Tuan, Allah Menyuruh kita untuk menutup.
Tuan, Istighfar kepada Allah, minta ampun kepada Allah adalah jalan yang mulia yang Allah beri kepada kita yang sangat zalim dan sangat jahil. Seberapa macampun hinanya kita, buruknya kita, Allah yang Rahim dan Rahman tetap memasang perantara, tetapi kita boleh datang langsung ke hadapan Allah, mengetuk pintu taubat dengan bersungguh-sungguh.
Tuan, pintu keampunan Allah, Dia bukakan lebar-lebar. Dia bukakan lebar-lebar pada waktu malam untuk ampunkan hambanya yang berbuat dosa di waktu siang, wusi annahar. Dia bukakan lebar-lebar pada waktu siang untuk ampunkan hambanya yang berbuat dosa pada waktu malam, wusi allail. Kita hanya harus mengetuk Tuan, berupaya kembali memohon ampun.
Seluas-luas pintu di dalam ajaran islam ialah pintu taubat. Allah menyatakan wahai hambaKu, jika dosamu itu sampai ke langit, banyaknya daripada bumi sampai ke langit, kemudian engkau beristighfar, engkau mohon keampunan daripadaKu, Aku ampunkan engkau, Aku tidak peduli. HambaKu ini tahu dia ada Tuhan yang boleh ampunkan dosanya, dan boleh ambil tindakan terhadapnya. Aku ampunkan dosanya.
Kemudian dia duduk beberapa lama, dia betul-betul taubat, bukan bermain-main. Macam mana dia boleh tergelincir lagi. Selepas tergelincir, Hadits Qudsi menyebutkan, hamba Allah ini berkata, "Ya Rabb, aku telah berbuat dosa lagi. Ampunlah daku. Allah berkata dalam hadits tersebut, "Hambaku tahu bahwa baginya ada Tuhan yang boleh mengampunkan dosa, dan boleh mengambil tindakan terhadap dosa. Selagi mana dia ikhlas, dia tak berniat untuk tipu, dia memang hendak bertaubat betul betul, dia tergelincir, Tuhan kata, sesungguhnya hambaku itu bukan apa, dia tahu baginya Tuhan yang mengampunkan dosa. ~~> di sadur dari perkataan Dr. Maza
Demikianlah Tuan, dan video ini menurut saya sangat berharga untuk kita tonton.
0 komentar:
Jazakallahu