Bilakah Kita Berhenti Mengiri dan Mengeluh

Jumat, Mei 29, 2015 Yusuf Basayev 2 Comments

Tuan-Tuan, terkadang dalam hidup ini diri kita sering mengeluh, atau sekedar iri saat melihat orang lain yang terasa lebih berhasil daripada diri, atau merasa sedih saat melihat teman beroleh hal yang lebih yang tak didapat oleh diri kita.

"Itu hal yang wajar, naluriah, dan manusiawi terutama di zaman sekarang ini. Zaman mayoritas orang-orang senang mengupdate cerita hidupnya melalui bbm, facebook, twitter, dan aplikasi lain, sementara sebagian yang lain sibuk menstalker kemajuan kehidupan yang dikiranya diperoleh oleh temannya tersebut. Hal ini terjadi secara searah maupun dua arah/timbal balik, sesuai berputarnya roda kehidupan", begitu sebagian orang berpendapat.

Kemudian penulis mengamati bahwa fenomena ini telah menimbulkan adanya kecemburuan-kecemburuan sosial, merasa kurang sebab tidak mengalami atau mendapat hal menyenangkan seperti teman yang distalk-nya. Menjadi berharap "Kapan dan bilalah aku dapat seperti dia", padahal orang yang dianggapnya beruntung tersebut mungkin berharap serupa kepada orang lain juga, bahkan bisa jadi kepada dirinya.

Tuan-Tuan, manusia memang cenderung berharap dan menginginkan kepada apa yang tidak ada di dirinya, dan saya yakin tuan-tuan pun telah paham akan hal ini. Yang hendak saya sampaikan di dalam tulisan ini adalah sebuah perkataan daripada Buya Hamka, "Yang sudah ada inilah harapan kita".

Ada seorang pemuda yang terbiasa dengan nikmat kaki, memang tidak ada pemuda normal yang mengharapkan nikmat kaki. Kemudian suatu hari pemuda ini mendapat celaka atau cobaan dari Allah Swt, sehingga patah kakinya. Telah tercerabut nikmat tersebut dari dirinya, atau telah berkurang nikmat itu dari dirinya, kini kakinya telah sakit.

Pemuda ini seringkalilah berkata, "Ya Allah, bagilah kaki aku kembali, sembuhkanlah kaki aku seperti semula". padahal sebelum nikmat ini Allah ambil, tiada pernah pemuda ini berkata begitu. Tuan-Tuan, inilah makna yang amat dalam daripada perkataan Rahimamullah Buya Hamka yang singkat tadi,

"Yang sudah ada inilah harapan kita"

Bilakah kita berhenti mengiri dan mengeluh, Tuan-Tuan?

~ Seringkali syukur itu lebih tinggi maqamnya daripada bersabar (Dr. Maza)

2 komentar:

  1. Luar biase Ustadz, kate-kate'e bisa memperbaiki hati yg berkarat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, mudah2an yayan hati nya bersih dn dilembutkan Allah.

      Hapus

Jazakallahu