Apa yang Mau Kita Sombongkan?
By : Ust. Salim A. Fillah
1) Apa yang mau kita sombongkan; jika Imam An Nawawi menulis Syarah
Shahih Muslim yang tebal itu sedang beliau tak punya Kitab Shahih
Muslim?
2) Beliau menulisnya berdasar hafalan atas Kitab Shahih
Muslim yang diperoleh dari Gurunya; lengkap dengan sanad inti &
sanad tambahannya.
3) Sanad inti maksudnya; perawi antara Imam
Muslim sampai RasuluLlah. Sanad tambahan yakni; mata-rantai dari An
Nawawi hingga Imam Muslim.
4) Jadi bayangkan; ketika menulis
penjabarannya, An Nawawi menghafal 7000-an hadits sekaligus sanadnya
dari beliau ke Imam Muslim sekira 9-13 tingkat Gurunya; ditambah hafal
sanad inti sekira 4-7 tingkat Rawi.
5) Yang menakjubkan lagi;
penjabaran itu disertai perbandingan dengan hadits dari Kitab lain (yang
jelas dari hafalan sebab beliau tak mendapati naskahnya), penjelasan
kata maupun maksud dengan atsar sahabat, Tabi'in, & 'Ulama;
munasabatnya dengan Ayat & Tafsir, istinbath hukum yang diturunkan
darinya; dan banyak hal lain lagi.
7) Hari ini kita menepuk dada;
dengan karya yang hanya pantas jadi ganjal meja beliau, dengan
kesulitan telaah yang tak ada seujung kukunya.
8) Hari ini kita
jumawa; dengan alat menulis yang megah, dengan rujukan yang garing,
& tak malu sedikit-sedikit bertanya pada Syaikh Google.
9)
Kita baru menyebut 1 karya dari seorang 'Alim saja sudah bagai langit
& bumi rasanya. Bagaimana dengan kesemua karyanya yang hingga umur
kita tuntaspun takkan habis dibaca?
10) Bagaimana kita mengerti kepayahan pada zaman mendapat 1 hadits harus berjalan berbulan-bulan?
11) Bagaimana kita mencerna; bahwa dari nyaris 1.000.000 hadits yang
dikumpulkan & dihafal seumur hidup; Al Bukhari memilih 6000-an saja?
12) Atas ratusan ribu hadits yang digugurkan Al Bukhari; tidakkah kita
renungi; mungkin semua ucap & tulisan kita jauh lebih layak dibuang?
13) Kita baru melihat 1 sisi saja bagaimana mereka berkarya; belum
terhayati bahwa mereka juga bermandi darah & berhias luka di medan
jihad.
14) Mereka kadang harus berhadapan dengan penguasa zhalim
& siksaan pedihnya, si jahil yang dengki & gangguan kejinya.
Betapa menyesakkan.
15) Kita mengeluh listrik mati atau data
terhapus; Imam Asy Syafi'i tersenyum kala difitnah, dibelenggu, &
dipaksa berjalan Shan'a-Baghdad.
16) Kita menyedihkan laptop yang
ngadat & deadline yang gawat; punggung Imam Ahmad berbilur dipukuli
pagi & petang hanya karena 1 kalimat.
17) Kita berduka atas
gagal terbitnya karya; Imam Al Mawardi berjuang menyembunyikan tulisan
hingga menjelang ajal agar terhindar dari puja.
18) Mari kembali
pada An Nawawi & tak usah bicara tentang Majmu'-nya yang dahsyat
& Riyadhush Shalihin-nya yang permata; mari perhatikan karya
tipisnya; Al Arba'in. Betapa barakah; disyarah berratus, dihafal
berribu, dikaji berjuta manusia & tetap menakjubkan susunannya.
19) Maka tiap kali kita bangga dengan "best seller", "nomor satu",
"juara", "dahsyat", & "terhebat"; liriklah kitab kecil itu. Lirik
saja.
20) Agar kita tahu; bahwa kita belum apa-apa, belum ke mana-mana, & bukan siapa-siapa. Lalu belajar, berkarya, bersahaja.
~ Fatabarakallahu
0 komentar:
Jazakallahu